Tahap Inisialisasi
Untuk memulai instalasi, masukkan DVD-R
ke dalam drive yang sudah ter-burning file ISO image dari hasil unduhan
tadi. Kemudian jika ada fatal error, periksa kembali apakah opsi booting
BIOSnya adalah DVD atau tidak. Jika yang dipilih adalah booting via
DVD, maka akan tampil sebagai berikut:
Pilihan default instalasi adalah, pilih Solaris
jika kita menginstal melalui jalur normal dengan monitor, tapi jika
kita menginstal melalui serial port (atau via WAN) kita pilih ttya atau ttyb. Selanjutnya adalah ktia memilih tipe instalasi, berikut adalah tampilannya:
Saya menyarankan memilih Solaris Interactive (default) jika kita terbiasa dengan proses instalasi via GUI (Graphic User Interface), tapi jika mau coba hal baru, pilih instalasi via Solaris Interactive Text (Console Session), pilih opsi [ 4 ].
Selanjutnya adalah, kita akan menentukan
bahasa yang akan digunakan selama selama proses instalasi. Jika mau
coba-coba lagi, boleh ko memilih bahasa Itali..
Hme > ethernet card pabrikasi SUN
Iprb > ethernet card pabrikasi intel
Pcn > ethernet card panrikasi PC-net 32
Disini, kita akan memilih DHCP (jika
koneksi internet nyata di desktop kita di setting DHCP), karena
defaultnya, apabila kita menginstal dalam virtual box, maka NIC yang
terinstal nanti di solaris akan mengikuti NIC nyata di laptop kita.
Selanjutnya, tentukan apakah kita akan
mengaktifkan IPv6 atau tidak, dalam hal ini saya memilih ‘yes’, karena
kedepannya kita juga bisa uji coba penerapan IPv6 di OS solaris..
Kemudian, akan muncul konfirmasi inisialisasi sistem yang akan kita bangun, yaitu:
Selanjutnya, kita akan menerapkan salah
satu service yang akan digunakan. Dalam hal ini, saya memilih ‘none’,
karena nantinya bisa kita aktifkan kembali menggunakan terminal console.
Nah, jika sudah sampai disini, berarti kita sudah cukup paham mengenai core instalasi solaris, selebihnya akan sama seperti instalasi OS Windows maupun Linux, yaitu inisialisasi Time Zone, Country or Region, Date & Time, bisa kita tentukan sesuai dengan domisili kita berada..
Jika inisialisasi tersebut sudah kita
terapka, maka selanjutnya adalah menentukan password root yang akan kita
gunakan untuk optimasi sistem nantinya. Perlu diperhatikan kawan,
sebaiknya untuk melatih kita sebagai seorang administrator handal..
(halah lebay, tapi gapapa demi cita-cita.. :D) gunakan kombinasi
password yang rumit, setidaknya kita harus terbiasa dengan kombinasi
password tersebut.
Selanjutnya, kita akan memilih untuk mengaktifkan remote service. Secara default, dalam OS Solaris, remote service seperti
ftp, telnet, finger, akan otomatis diinstal apabila kita memilih opsi
‘yes’, namun untuk mencoba-coba mengaktifkannya melalui terminal nanti,
sebaiknya pilih opsi ‘no’. Tampilannya adalah sebagai berikut:
Tahap Instalasi
Jika sudah sampai tahap ini, berarti kita
akan masuk ke tahap instalasi OS Solaris dalam harddisk. Pilih opsi
standar sebagai default instalasi OS Solaris ini, dan selanjutnya pilih eject DVD automatically. Berikut adalah tampilannya:
Selanjutnya, akan ada opsi pilihan untuk menginstal produk Sun, khususnya developper tools jika kita memiliki DVD tambahan, seperti Sun Studio 11, Sun Java Studio Creator 2 Update 1, Sun Java Studio Enterprise, dan NetBeans.
Kemudian, ada beberapa group instaslasi yang dapat kita tetapkan. Dalam hal ini saya memilih Entire Distribution sebagai opsi default instalasi. namun jika kita ingin mengoptimasinya, gunakan F4 untuk memilih opsi kostumisasi. Berikut adalah tampilanya:
Selanjutnya, kita akan memilih diks untuk isntalasi OS Solaris ini. Perlu diketahui kawan, penamaan disk pada solaris berbeda dengan linux, berikut ini adalah arinya:
c > controller
d > disks
jika c0d0: harddisk yang berada di primary master
jika c0d1: harddisk yang berada di primary slave
jika c1d0: harddisk yang berada di secondary master
jika c1d1: harddisk yang berada di secondary slave
jika anda menggunakan harddisk SCSI, maka akan muncul parameter “t” (target). karena SCSI
mengidentifikasi device dengan target.
Selanjutnya, kita akan mengatur layout yang akan menjadi sistem dari OS Solaris tersebut. Perlu diingat kawan setelah partisi fisik terbentuk, kita akan membagi-baginya lagi sesuai keperluan. Nah, suupaya bisa mempartisi secara optimal, anda perlu punya pengetahuan tentang folder2 di unix. misal: /, /etc, /usr, /tmp, dll…
untuk mudahnya, bisa belajar dari struktur folder di windows dahulu:
c:\program files –> ini buat naruh software-software external, bukan bawaan windows.
Jika di Unix:
/usr/bin –> berisi command2 dari software external, bisa diakses user biasa
/usr/sbin –> berisi command2 juga, tapi hanya bisa diakses oleh root
/usr/local/bin –> berisi command2 juga, biasanya dari hasil compile sendiri
sebenarnya, /usr/local/bin bisa ditempatkan di /usr/bin juga, tapi itu tergantung kita nya saja.. c:\temp –> ini folder untuk temporary files.
padanan di unix:
/tmp –>berisi file-file sementara. tiap user boleh meletakkan file disini. beberapa software jika di jalankan juga membuat file temporary di folder ini.
c:\documents and setting –> ini buat konfigurasi tiap user.
padanan di unix:
/home/<nama user> –> tempat menyimpan file tiap2 user
/etc/skel –> tempat template saat membuat user
c:\windows –> ini tempat naruh library, fonts, driver, command2 bawaan windows, serta file
konfigurasi.
padanan di unix:
/etc –> tempat file-file konfigurasi
/usr/sbin & /usr/bin–> tempat command2 dasar, serta software lain
/usr/lib –> tempat library
/lib –> tempat modules yang bakal di load ke kernel. (di linux, modules = driver)
c:\pagefile.sys –> ini file swapnya windows, tidak terlihat langsung windows explorer, tapi anda
bisa merubahnya ke tempat lain. sebaiknya disediakan partisi khusus untuk ini.
padanan di unix:
swap –> partisi khusus untuk swap/virtual memory. kalau RAM fisik sudah abis, baru partisi ini
akan digunakan. kalau masih tidak cukup, system akan hang.
di windows anda mengenal partisi: drive c, drive d, dll…
kita bisa meletakkan: \windows di drive c, \program files di drive d, \temp di drive e
di solaris juga juga mirip, memakai slice, disimbolkan dengan “s”: c0d0s0, c0d0s1, dll. Kita dapat meletakkan: / –> /c0d0s0, swap –> c0d0s1, /usr –> c0d0s3, dst. Perlu diperhatikan kawan, slice 2 tidak dapat dipakai karena merepresentasikan keseluruhan harddisk (overlap). Jadi total slice yang dapat dibuat di solaris: 7 buah.
Nah, karena kita memilih auto layout, maka tampilannya adalah sebagai berikut:
Jika kita hanya memilih opsi / (root) dan swap, maka selanjutnya akan diminta konfirmasi hingga tampilan sebagai berikut, yang merupakan representasi dari opsi yang telah kita pilih pada tampilan-tampilan sebelumnya.
Terakhir, tinggal nunggu hasil instalasinya kawan.. Sambil menunggu hasil instalasi, ada baiknya sambil belajar basic command pada terminal solaris, ya itung-itung berhadiah kawan..
Jika proses instalasi telah selesai, maka tampilan akhirnya akan diminta password root untuk inisialisasi awal. Untuk desktop environment ada pilihan Java Desktop Environment dan CDE environment.
Kesimpulan
Proses instalasi OS Solaris sebenarnya tidak sulit, hanya saja diperlukan konsentrasi untuk memahami setiap proses yang berjalan. Sehingga kita terhindar dari kesalahan fatal yang mungkin saja terjadi. Dan jika proses instalasi di Virtual Box ini berjalan mulus, maka tidak ada salahnya jika kita instal di desktop tersendiri. Atau penasaran dengan instalsi Open Solaris..? Yuk kita lanjutin lagi, tapi insya Allah dilain kesempatan ya. Selamat bereksplorasi kawan
No comments:
Post a Comment